Friday, 6 April 2012

(sayang) dalam tanda kurung


(sayang) dalam tanda kurung

By Meriza Akbar (06 April 2012)

Pikiran dan tubuhku kubawa berjalan sejauh mungkin, tetapi hatiku tertinggal untukmu.
Kehilangan adalah asumsi
Asumsi kita pernah memiliki

Andaikan aku tak pernah berasumsi pernah memilikimu
akupun tak kan pernah kehilanganmu

“Jemput aku jam 2 siang tepat di depan asramaku.”

Lalu kita tertawa bersama menikmati perjalanan
menutupi kelam perasaan yang seringkali nikmat di saat-saat yang paling menyakitkan

“Jangan ngebut..”
“Tidak. Aku tidak mau, aku ini tidak suka pelan.”
“Atau aku yang mengemudikan sepeda motor merah kesayanganmu ini?”
“Iya, Oke. Aku tidak akan ngebut.”
Kata-kata itu membekas dipikiranku setiap kali melewati jalan lurus panjang itu

“Spagheti saus hitam”
Bungkus yang terbuka, Saus yang meluber bersama aroma sedap khas spageti ala restoran-restoran terkenal
Perlahan saus hitam itu aku aduk dengan spageti,
 larut dalam spageti, menghilang tak berbentuk, tetapi terasa.
Aku tak bisa menghitung kadarnya, tetapi aku bisa tahu gurihnya.
sama seperti aku berasumsi pernah memilikimu, kini aku kehilanganmu

Kamu marah, marah terhadap semua, marah terhadap kamu, marah terhadap aku
Marah terhadap kenyataan, marah terhadap spagheti saus hitam, amarah terhadap brownies kukus manis, marah terhadap novel merah jambu.
Lalu aku berasumsi sekali lagi,
bahwa kamu pergi, membawa semuanya bersamamu.

Mau kemana hari ini? Mau kemana besok? (sayang) dalam tanda kurung
Jam 4 sore, semua masih sepi
Aku di pikiranmu, bertumpuk dengan kertas-kertas dan data-data
Aku masih tidur (sayang) dalam tanda kurung,
sahutku di sela-sela mimpi yang entah baik entah buruk.

Siang-siang panas, lelah.
Sore hari lelah, terpaksa, sedikit lega.
Malam hari membalikkan badan, menatap tembok, aku di sana.
Aku (sayang) kamu, yang di dalam kurung.

Berhenti berasumi, berhenti memiliki.

Kamu dalam pikiranku.. berhenti.
Aku menatapmu, bersembunyi dalam cerita sedihku.
Satu juta semoga dan ratusan ribu akankah mengalir dari tatapan mata kita. 
Sekarang masih sama…
Satu juta semoga, ratusan ribu harapan dan (sayang) dalam tanda kurung.

“Jangan lupa makan pagi, minum obat, minum air putih yang banyak.”
"Spagheti saus hitam, brownies kukus coklat, dan novel merah muda."
"DMCS"

0 comments:

Post a Comment

Pages

 
Free Web Hosting | Top Web Host