Showing posts with label Aceh. Show all posts
Showing posts with label Aceh. Show all posts

Wednesday, 30 September 2015

Mie Aceh, Makanan Khas Aceh Yang Mendunia

Mie Aceh, merupakan hidangan tradisional khas provinsi Serambi Mekah yang terkenal dengan rasa pedas, segar dan lezat. Tidak hanya di Nusantara, mie Aceh juga memiliki banyak penggemar di negeri seberang, Malaysia dan banyak negara lainnya yang langsung dimasak oleh masyarakat aceh yang merantau ke luar negeri.

Ciri khas mie Aceh dari mie lainnya terletak pada mie kuning dan lebih tebal dari mie pada umumnya dengan irisan daging sapidaging kambing atau makanan laut (udang, kepiting dan cumi) serta disajikan dalam kuah sejenis kari yang gurih, kental dan pedasPenyajianya biasanya juga dilengkapi dengan jeruk nipis, emping, dan potongan acar.

Bagi anda yang ingin mencoba untuk memasak mie Aceh, tidaklah sulit karena semua bahan yang digunakan tentunya bahan-bahan yang mudah didapat tidak seperti bahan-bahan untuk memasak spaghetti :D
Bahan-bahan yang digunakan
  • Mie kuning atau mie basah 400 gram
  • kaldu sapi 750 ml
  • udang basah 150 gram, bersihkan dan buang kulitnya
  • daging kambing atau sapi 150 gram, potong dadu
  • tomat 1 buah, potong dadu
  • bawang putih 4 siung, iris tipis
  • bawang merah 3 butir, iris tipis
  • tauge 60 gram, siangi
  • kol 100 gram, iris tipis
  • cuka 1 sendok teh
  • kecap manis 2 sendok makan
  • daun bawang 1 batang, iris tipis
  • sledri secukupnya
  • garam 2 sendok teh
  • minyak goreng 3 sendok makan
  • Bawang merah 5 butir
  • bawang putih 3 siung
  • cabai merah 4 buah
  • bubuk kunyit 1/2 sendok makan
  • kapulaga 4 butir
  • jinten 1 sendok teh, sangrai
  • lada 1 sendok teh
  • Kerupuk udang/ emping
  • Acar
  1. Siapkan wajan dan tumis bawang putih, bawang merah serta bumbu halus. Tunggu sampai tercium harum
  1. Masukan daging dan masak sampai berubah warna sambil terus diaduk
  1. Tambahkan udang dan tomat, aduk sampai rata
  1. Tuangkan kaldu sapi dan tambahkan cuka, daun bawang, garam, serta sledri.
  1. Masukan tauge dan kol. Aduk rata
  1. Terakhir tambahkan mie dan kecap
  1. Aduk sampai benar-benar tercampur dan matang.
  1. Angkat dan sajikan selagi masih hangat ditambah dengan jeruk nipis, emping melinjo dan acar mentimun.


Namun, bagi anda yang tidak ingin repot-repot untuk memasak mie Aceh, anda bisa membelinya dengan harga hanya Rp.8.000,- dan bagi anda yang ingin memesan mie Aceh dengan tambahan telur, anda cukup membayar Rp.10.000,-.
Murah, praktis dan enak, bukan?

 Tunggu apa lagi, ayo coba Mie Aceh! ;) 

Wednesday, 18 April 2012

Pengumuman Program Beasiswa Pemerintah Aceh Tahun Anggaran 2012



Dalam rangka meningkatkan SDM Aceh, Pemerintah Aceh Tahun Anggaran 2012 kembali menyediakan sejumlah beasiswa. Program beasiswa ini terbuka untuk orang Aceh yang PNS dan non PNS dalam wilayah Aceh. Bidang-bidang yang di prioritaskan adalah:
 Bidang Prioritas
 Teknik MIPA  Pertanian  Peternakan  Kehutanan Lingkungan  Komunikasi 
 Jurnalis Ekonomi Hukum Seni Budaya Pendidikan Kesehatan Sains Olah Raga
 Ilmu Tafsir Ilmu Faraidh Ilmu Hadist Kebudayaan Islam Pendidikan Kejuruan  Perikanan Ilmu Politik

KETENTUAN MENDAFTAR
Persyaratan dan kriteria untuk melamar Beasiswa Pemerintah Aceh:
  1. Orang Aceh, sesuai dengan Qanun Aceh
  2. Sehat Jasmani dan Rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter
  3. Berusia Maksimal 20 tahun untuk S1, 30 Tahun untuk Master dan PhD bagi non PNS, dan 35 Tahun untuk PNS, dan 40 untuk Dosen PNS.
  4. Tidak sedang menerima beasiswa dari penyedia beasiswa lain.
  5. Telah memiliki Ijazah dan Daftar Nilai SMA untuk S1, Ijazah dan Transkrip Akademik S1 untuk S2, dan Ijazah dan Transkrip Akademik S2 untuk S3 (Surat Keterangan Lulus tidak akan diterima),  bagi lulusan S1 dan S2 dari luar negeri Ijazah telah disetarakan oleh DIKTI.
  6. Minimal TOEFL/TOAFL ASLI atau sample/equivalent 470 dan IELTS minimum band 5,5
  7. Minimum IPK 2,75 untuk lulusan PTN dan 3,30 untuk lulusan PTS yang telah terakreditasi. Minimum IPK mata kuliah inti 2,75.
  8. Jurusan yang dilamar harus linier dengan jurusan sebelumnya.
  9. Hanya boleh mendaftar pada 1 (satu) Program saja pada waktu yang bersamaan.
  10. Mengikuti seluruh tahapan seleksi yang diberikan oleh LPSDM dan perguruan tinggi penyelenggara.
  11. Bersedia mengikuti pendidikan Bahasa Inggris di Banda Aceh selama 3 bulan penuh yang diselenggarakan oleh Panitia.
  12. Bersedia mengikuti pendidikan Bahasa Jerman selama 7 bulan di Banda Aceh atau luar Banda Aceh yang ditentukan oleh panitia (khusus bagi pendaftar ke negara Jerman).
  13. Mengikuti ujian seleksi yang diadakan oleh panitia
  14. Mengisi formulir pendaftaran secara online yang disediakan panitia dan mengirim dokumen dengan cara mengupload melalui Web LPSDM Aceh seperti berikut:
    • Pasfoto ukuran 4 x 6 cm berwarna
    • Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir
    • Transkrip yang telah dilegalisir
    • Daftar riwayat hidup sesuai format yang disediakan
    • Fotokopi KTP dan KK
  15. Mendapat izin dari atasan setelah lulus seleksi.
  16. Pendaftaran dibuka pada tanggal 18 April 2012 dan ditutup pada tanggal 30 Mei 2012
  17. Bagi pelamar PNS dan non PNS yang berdomisili dari Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Abdya, Aceh Selatan, Singkil, Aceh Tenggara, Seumeulu, Gayo Lues dan Kota Subulussalam minimal TOEFL ITP 420, IBT 49 atau IELTS 5 dan IPK Minimal 3 untuk PTN dan 3.5 untuk PTS yang telah terakriditasi.

JENIS BEASISWA
1. BEASISWA DALAM NEGERI
Program Bidang KuotaKeterangan 
1. Program Beasiswa Unggulan S1
    a. Pemenang Olimpiade Sains
    b. Olimpiade Lomba Kompetisi Siswa (LKS)
    c. Beasiswa untuk Siswa Berprestasi non Akademik (MTQ, PON, dll)
Semua Jurusan 20Juara 1 s/d 3 Tingkat nasional
2. Program Beasiswa S1 khususPariswisata 10Calon/guru SMK Pariwisata
3. Program Pascasarjana (S2)
    a. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
    b. Guru SMK
    c. Guru Dayah
    d. Ilmu Faraidh (S2 dan S3)
Sesuai dengan rekomendasi dari dinas pendidikan dan Badan Dayah 50Guru daerah perbatasan dan terpencil


Bekerja sama dengan program pasca sarjana IAIN Ar-Raniry
4.    Program Dokter Spesialis Sesuai dengan rekomendasi dari RSU  25Dokter Spesialis khusus untuk meningkatkan SDM RSU Rujukan dan RSU Pendidikan (RSU Abdya, RSU Datu Beru dan RSU Cut Meutia)
 105

2. BEASISWA LUAR NEGERI
    Beasiswa luar negeri hanya diperuntukkan bagi mereka yang ingin melanjutkan studi ke program S2 dan S3.
Negara Jurusan/Bidang Kuota Syarat Khusus 
 S1S2
AmerikaTeknik, MIPA, Pertanian, Peternakan, Ekonomi, Jurnalistik, Ilmu Politik, Hukum, Komunikasi dan kesehatan155TOEFL ITP 560, IBT 88 atau IELTS 6.5 
JermanTeknik, MIPA, Pertanian, Jurnalistik, Ekonomi, Komunikasi dan kesehatan155TOEFL ITP 540, IBT 76 atau IELTS 6.0
AustraliaADS, Ilmu Matematika, Pertambangan dan Perminyakan305TOEFL ITP 540, IBT 76 atau IELTS 6.0
TaiwanPerikanan, Kelautan, IT, Industri , Desain Produk, Energi Keterbarukan dan Komunikasi355TOEFL ITP 500, IBT 59 atau IELTS 5.5
ThailandPertanian, Kehutanan, Perikanan dan keperawatan105TOEFL ITP 500, IBT 59 atau IELTS 5.5
MalaysiaPendidikan, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadist, Pendidikan Kejuruan, Psikologi, Sains Olah Raga dan Seni Budaya255TOEFL ITP 500, IBT 59 atau IELTS 5.5
TurkiKebudayaan Islam, Geofisik, Pertambangan, Metalurgi, dan Perminyakan155TOEFL ITP 540, IBT 76 atau IELTS 6.0
HelsinkiResolusi Konflik, Auditing dan Ilmu Politik123TOEFL ITP 540, IBT 76 atau IELTS 6.0
PerancisPerhotelan (Double degree Prancis dan Universitas Udayana Bali)15TOEFL ITP 540, IBT 76 atau IELTS 6.0
17238

3. BEASISWA ADS (Australia Development Scholarship)
Dalam rangka kerja sama antara Pemerintah Aceh dan ADS, khusus bagi PNS pada SKPA/SKPK dapat menyampaikan permohonan beasiswa ADS pada LPSDM Aceh.
  • Pendaftaran akan ditutup pada 17 Agustus 2012.
  • Segala syarat dan ketentuan yang berlaku untuk beasiswa ADS ini merujuk kepada pengumuman yang dikeluarkan oleh pihak ADS.
  • Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat di CD ADS 2012 yang dibisa diambil di kantor LPSDM Aceh.

TATA CARA PENDAFTARAN
Langkah 1  Kunjungi Website LPSDM Aceh untuk melakukan registrasi online http://www.lpsdm.acehprov.go.id
Langkah 2Buat satu (1) Akun untuk anda masuk (Login) dan melakukan registrasi online
Langkah 3Tunggu Notifikasi (tanda terima) pembuatan akun anda oleh admin
Langkah 4Isilah form yang tersedia untuk melakukan registrasi online, ikuti setiap tahapan dengan lengkap dan teliti, pastikan bahwa seluruh data yang diberikan adalah benar.
Langkah 5Cetak Aplikasi online yang sudah terisi sempurna
Langkah 6Tunggu pemberitahuan dari admin bahwa data anda sudah diterima

DOKUMEN YANG DIPERLUKAN
1.    Mengisi Form Aplikasi dan Form Riwayat Hidup secara online secara keseluruhan.
2.    Fotocopy Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Keluarga.
3.    Fotocopy Ijazah Terakhir.
4.    Fotocopy Transkrip Akademik.
5.    Fotocopy English Proficiency (IBT, IELTS, dan ITP), dan bahasa asing lainnya jika ada.
6.    Surat Keterangan kesehatan dari Dokter pemerintah.
7.    Surat Pernyataan tidak sedang menerima beasiswa dari pihak manapun.
8.    Surat Izin Atasan (Khusus bagi PNS dan Karyawan BUMN).


Semua dokumen seperti yang disebut diatas diupload melalui Website LPSDM Aceh: http://www.lpsdm.acehprov.go.id


INFORMASI LEBIH LANJUT
1.    Semua syarat-syarat diatas dan informasi lebih lanjut dapat ditanyakan atau dilihat di Web LPSDM Aceh
2.    Formulir dan semua persyaratan yang di upload ke Web LPSDM Aceh menjadi hak milik LPSDM Aceh dan tidak akan dikembalikan
3.    Informasi selengkapnya dapat di lihat pada http://www.lpsdm.acehprov.go.id, atau hubungi melalui E-Mail: lpsdm@acehprov.go.id


CATATAN
Program Ilmu Matematika (Double degree) LPSDM bekerjasama dengan Program Pasca Sarjana Unsyiah dan Curtin University Australia, pendaftaran ditutup pada tanggal 15 Mei  2012.

Tuesday, 17 April 2012

Sayid/Syarifah, Teuku/Cut…Pernah denger??


coba, apa yang aneh dari namanya? Ternyata, nama Sayid itu ada makna nya loh , salah satu nama gelar di Aceh, mmh mungkin yang lebih akrab di telinga kita adalah Teuku/Cut, betul, kawan ane juga ada namanya yang pake embel2 ntu ; teuku/cut.
 jadi, karna penasaran, gue cari de asal mula nya nama2 gelar ntuh, ternyata, banyak referensi, trus gue pilih aja yang menurut gue valid, karna sayang pengetahuan ni klo untuk gue ndri, so, referensi tadi ane gabung, kumpulin jadi satu tulisan, untuk berbagi pengetahuan lah, kenapa bisa ada embel2 ntu..
Jadi begini ceritanya …..

Sayyid (jamak : Sadah) adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada orang-orang yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW melalui cucu beliau, Hasan bin Ali dan Husain bin Ali, yang merupakan anak dari anak perempuan Nabi Muhammad SAW, Fatimah az-Zahra dan menantunya Ali bin Abi Thalib.

Keturunan wanita mendapatkan gelar berupa Sayyidah, Alawiyah, Syarifah atau Sharifah.
Beberapa kalangan muslim juga menggunakan gelar sayyid untuk orang-orang yang masih keturunan Abu Thalib, paman Nabi Muhammad, yaitu Abbas, serta Ja’far, Aqil dan Thalib.
Gelar ini tidak sama dengan nama yang lebih populer seperti “Sa’íd” atau “Said”, yang berasal dari bahasa Arab, yang berarti bahagia. kata lain yang sering disalahpahami sebagai sayyid adalah syahid, istilah dalam bahasa Arab untuk seorang martir.
Kata ini (sayyid) secara harfiah berarti Tuan, kata dalam bahasa Inggris yang artinya paling mendekati adalah Sir atau Lord. Dalam dunia Arab sendiri. Kata ini sering ditukar dengan “Pak..”, misal : Sayyid Budi (Pak Budi). Kata yang mempunyai konsep yang sama (dengan sayyid) adalah sidi (berasal dari bahasa Arab sayyidi) yang digunakan di Arab bagian Barat.
Alevis menggunakan seyyid (di Turki) sebagai penghormatan pada nama dan diletakkan sebelum nama orang-orang yang dianggap suci di kalangan mereka.
Kata lain dalam bahasa Arab yang mirip adalah syekh dan syarif. Keturunan dari Hasan bin Ali yang pernah memerintah Makkah, Madinah, Iraq pada masa Kesultanan Turki Utsmaniyah dan sekarang di Yordania, yaitu Hasyimiyah atau Hashemites menggunakan gelar Syarif.
Dalam Dunia Arab istilah Syarif digunakan oleh keturunan Hasan bin Ali, sedangkan gelar Sayyid digunakan oleh keturunan Husain bin Ali.

*keturunan Arab atau Iran yang memakai gelar ; Sayyid, Habib, Alatas, Alaydrus, Assegaff, Al-Husainy, al-Quraisy, Syed, Syarifah, Aja, Habibah dan seterusnya.
Jadi inti nya adalah……
Sayid dan Syarifah merupakan salah satu gelar kehormatan yang diberikan kepada orang-orang yang merupakan bagian dari keturunan Nabi Muhammad SAW melalui cucu beliau, Hasan bin Ali dan Husain bin Ali, yang merupakan anak dari anak perempuan Nabi Muhammad SAW, Fatimah az-Zahra dan menantunya Ali bin Abi Thalib.
Untuk keturunan wanita mendapatkan gelar berupa Syarifah atau ada juga yang menyebutnya Sayyidah, Alawiyah atau Sharifah. Gelar Syarifah juga banyak kita temui di Aceh dan hampir di setiap kabupaten kota di Aceh.
Terus yang pengen gue bahas adalah Teuku n Cut
jadi begini ceritanya………..
Teuku dan Cut ini merupakan gelar yang diberikan berdasar sistim monarki yang ada di Aceh dulu sebagai  garis keturunan dari Ulee Balang Kerajaan Aceh. Teuku adalah sebuah gelar ningrat atau kebangsawanan, khusus untuk kaum pria suku Aceh yang memiliki kekuasaan memimpin wilayah nanggroe atau kenegrian. Gelar Teuku bersifat turun menurun, seorang anak laki-laki diberi gelar Teuku, bilamana ayahnya juga memiliki gelar Teuku. Seorang Teungkudapat pula berubah menjadi Teuku, apabila jabatan keagamaannya dialihkan ke jabatan pemerintahan. Seringkali orang Indonesia salah dalam menuliskannya, misalnya Teungku Umar, padahal seharusnya Teuku Umar.

Sedangkan Cut diperuntukkan untuk kaum perempuan. Gelar ini diturunkan sampai ke anak cucunya jika perempuan bangsawan tersebut menikah dengan laki-laki dari kalangan bangsawan juga, yang bergelar Teuku.

Dulunya, bagi para bangsawan Aceh sangat penting untuk mempertahankan garis keturunan mereka ini. Agar keturunan mereka tetap memiliki gelar “Teuku dan Cut”, seorang Teuku harus menikahi seorang Cut atau menikahi wanita yang bukan Cut namun harus memiliki akhlak yang baik dan taat pada agama. Begitu pula dengan seorang Cut, seandainya saja dia tidak menikahi seorang Teuku, maka gelar bangsawan pada keturunannya akan hilang.
Seorang yang memiliki gelar Teuku dan Cut dipandang baik oleh masyarakatnya. Karena mereka secara strata memiliki derajat yang tinggi, berpendidikan dan sangat taat pada agama. Teuku zaman dulu sangat alim dan memiliki wawasan yang sangat luas, terlebih lagi dalam membangun Aceh. Begitu pula dengan Cut, seorang Cut dulunya memiliki sikap yang begitu mengagumkan, lemah lembut namun tegas dalam membina dan mengatur rumah tangganya.

Selain yang diatas ada lagi yang laen, contohnya ini …

Teungku (Tengku)
Teungku adalah gelar keagamaan yang diberikan kepada santri, ataupun guru yang memiliki pengetahuan mengenai kitab-kitab keagamaan. Gelar Teungku diberikan baik kepada pria maupun wanita. Orang-orang yang memberikan pengajaran dasar mengaji al-Qur’an juga sering diberi gelar Teungku. Termaksud juga orang-orang yang sudah menunaikan Ibadah Haji.
Seorang Teungku dapat pula berubah menjadi Teuku, apabila jabatan keagamaannya dialihkan ke jabatan pemerintahan. Seringkali orang Indonesia salah dalam menuliskannya, misalnya Teungku Umar, padahal seharusnyaTeuku Umar.
Pocut
Pocut adalah gelar untuk keturunan bangsawan yang diperuntukkan bagi kaum wanita. Sama halnya dengan Teuku, gelar Pocut ini bersifat turun temurun. Seorang anak perempuan diberi gelar Pocut apabila ayahnya memiliki gelarTeuku.
Meurah

Meurah adalah gelar raja-raja di Aceh sebelum datangnya agama Islam. Dalam bahasa Gayo disebut Marah, seperti Marah Silu yang merupakan pendiri kerajaan Samudera Pasai. Contoh lainnya adalah putra Sultan Iskandar Muda digelari dengan Meurah Pupok. Setelah datangnya agama Islam, setiap raja Aceh berganti gelar menjadi Sultan.
Sumber : nyadur dari berbagai referensi

Teuku/Cut;Sayid/Syarifah; Pernah Dengar? Ini Ceritanya


coba, apa yang aneh dari namanya? Ternyata, nama Sayid itu ada makna nya loh , salah satu nama gelar di Aceh, mmh mungkin yang lebih akrab di telinga kita adalah Teuku/Cut, betul, kawan ane juga ada namanya yang pake embel2 ntu ; teuku/cut.
 jadi, karna penasaran, gue cari de asal mula nya nama2 gelar ntuh, ternyata, banyak referensi, trus gue pilih aja yang menurut gue valid, karna sayang pengetahuan ni klo untuk gue ndri, so, referensi tadi ane gabung, kumpulin jadi satu tulisan, untuk berbagi pengetahuan lah, kenapa bisa ada embel2 ntu..
Jadi begini ceritanya …..

Sayyid (jamak : Sadah) adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada orang-orang yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW melalui cucu beliau, Hasan bin Ali dan Husain bin Ali, yang merupakan anak dari anak perempuan Nabi Muhammad SAW, Fatimah az-Zahra dan menantunya Ali bin Abi Thalib.

Keturunan wanita mendapatkan gelar berupa Sayyidah, Alawiyah, Syarifah atau Sharifah.
Beberapa kalangan muslim juga menggunakan gelar sayyid untuk orang-orang yang masih keturunan Abu Thalib, paman Nabi Muhammad, yaitu Abbas, serta Ja’far, Aqil dan Thalib.
Gelar ini tidak sama dengan nama yang lebih populer seperti “Sa’íd” atau “Said”, yang berasal dari bahasa Arab, yang berarti bahagia. kata lain yang sering disalahpahami sebagai sayyid adalah syahid, istilah dalam bahasa Arab untuk seorang martir.
Kata ini (sayyid) secara harfiah berarti Tuan, kata dalam bahasa Inggris yang artinya paling mendekati adalah Sir atau Lord. Dalam dunia Arab sendiri. Kata ini sering ditukar dengan “Pak..”, misal : Sayyid Budi (Pak Budi). Kata yang mempunyai konsep yang sama (dengan sayyid) adalah sidi (berasal dari bahasa Arab sayyidi) yang digunakan di Arab bagian Barat.
Alevis menggunakan seyyid (di Turki) sebagai penghormatan pada nama dan diletakkan sebelum nama orang-orang yang dianggap suci di kalangan mereka.
Kata lain dalam bahasa Arab yang mirip adalah syekh dan syarif. Keturunan dari Hasan bin Ali yang pernah memerintah Makkah, Madinah, Iraq pada masa Kesultanan Turki Utsmaniyah dan sekarang di Yordania, yaitu Hasyimiyah atau Hashemites menggunakan gelar Syarif.
Dalam Dunia Arab istilah Syarif digunakan oleh keturunan Hasan bin Ali, sedangkan gelar Sayyid digunakan oleh keturunan Husain bin Ali.

*keturunan Arab atau Iran yang memakai gelar ; Sayyid, Habib, Alatas, Alaydrus, Assegaff, Al-Husainy, al-Quraisy, Syed, Syarifah, Aja, Habibah dan seterusnya.
Jadi inti nya adalah……
Sayid dan Syarifah merupakan salah satu gelar kehormatan yang diberikan kepada orang-orang yang merupakan bagian dari keturunan Nabi Muhammad SAW melalui cucu beliau, Hasan bin Ali dan Husain bin Ali, yang merupakan anak dari anak perempuan Nabi Muhammad SAW, Fatimah az-Zahra dan menantunya Ali bin Abi Thalib.
Untuk keturunan wanita mendapatkan gelar berupa Syarifah atau ada juga yang menyebutnya Sayyidah, Alawiyah atau Sharifah. Gelar Syarifah juga banyak kita temui di Aceh dan hampir di setiap kabupaten kota di Aceh.
Terus yang pengen gue bahas adalah Teuku n Cut
jadi begini ceritanya………..
Teuku dan Cut ini merupakan gelar yang diberikan berdasar sistim monarki yang ada di Aceh dulu sebagai  garis keturunan dari Ulee Balang Kerajaan Aceh. Teuku adalah sebuah gelar ningrat atau kebangsawanan, khusus untuk kaum pria suku Aceh yang memiliki kekuasaan memimpin wilayah nanggroe atau kenegrian. Gelar Teuku bersifat turun menurun, seorang anak laki-laki diberi gelar Teuku, bilamana ayahnya juga memiliki gelar Teuku. Seorang Teungkudapat pula berubah menjadi Teuku, apabila jabatan keagamaannya dialihkan ke jabatan pemerintahan. Seringkali orang Indonesia salah dalam menuliskannya, misalnya Teungku Umar, padahal seharusnya Teuku Umar.

Sedangkan Cut diperuntukkan untuk kaum perempuan. Gelar ini diturunkan sampai ke anak cucunya jika perempuan bangsawan tersebut menikah dengan laki-laki dari kalangan bangsawan juga, yang bergelar Teuku.

Dulunya, bagi para bangsawan Aceh sangat penting untuk mempertahankan garis keturunan mereka ini. Agar keturunan mereka tetap memiliki gelar “Teuku dan Cut”, seorang Teuku harus menikahi seorang Cut atau menikahi wanita yang bukan Cut namun harus memiliki akhlak yang baik dan taat pada agama. Begitu pula dengan seorang Cut, seandainya saja dia tidak menikahi seorang Teuku, maka gelar bangsawan pada keturunannya akan hilang.
Seorang yang memiliki gelar Teuku dan Cut dipandang baik oleh masyarakatnya. Karena mereka secara strata memiliki derajat yang tinggi, berpendidikan dan sangat taat pada agama. Teuku zaman dulu sangat alim dan memiliki wawasan yang sangat luas, terlebih lagi dalam membangun Aceh. Begitu pula dengan Cut, seorang Cut dulunya memiliki sikap yang begitu mengagumkan, lemah lembut namun tegas dalam membina dan mengatur rumah tangganya.

Selain yang diatas ada lagi yang laen, contohnya ini …

Teungku (Tengku)
Teungku adalah gelar keagamaan yang diberikan kepada santri, ataupun guru yang memiliki pengetahuan mengenai kitab-kitab keagamaan. Gelar Teungku diberikan baik kepada pria maupun wanita. Orang-orang yang memberikan pengajaran dasar mengaji al-Qur’an juga sering diberi gelar Teungku. Termaksud juga orang-orang yang sudah menunaikan Ibadah Haji.
Seorang Teungku dapat pula berubah menjadi Teuku, apabila jabatan keagamaannya dialihkan ke jabatan pemerintahan. Seringkali orang Indonesia salah dalam menuliskannya, misalnya Teungku Umar, padahal seharusnyaTeuku Umar.
Pocut
Pocut adalah gelar untuk keturunan bangsawan yang diperuntukkan bagi kaum wanita. Sama halnya dengan Teuku, gelar Pocut ini bersifat turun temurun. Seorang anak perempuan diberi gelar Pocut apabila ayahnya memiliki gelarTeuku.
Meurah

Meurah adalah gelar raja-raja di Aceh sebelum datangnya agama Islam. Dalam bahasa Gayo disebut Marah, seperti Marah Silu yang merupakan pendiri kerajaan Samudera Pasai. Contoh lainnya adalah putra Sultan Iskandar Muda digelari dengan Meurah Pupok. Setelah datangnya agama Islam, setiap raja Aceh berganti gelar menjadi Sultan.
Sumber : nyadur dari berbagai referensi

Saturday, 14 April 2012

Antisipasi Tsunami, Jangan Tergantung Teknologi



SERAMBI INDONESIA/M ANSHARWarga panik mengendarai sepeda motor setelah gempa bumi mengguncang Banda Aceh, rabu (11/4/2012).

JAKARTA, KOMPAS.com
 - Peristiwa gempa di Aceh kembali menguak satu kelemahan dalam teknologi peringatan dini gempa dan tsunami. Sirene peringatan dini baru berbunyi 30 menit setelah gempa, padahal seharusnya 9 menit setelahnya.

Untunglah gempa yang terjadi Rabu lalu tak menimbulkan tsunami besar. Jika saja tsunami besar terjadi, boleh jadi masyarakat tak punya cukup waktu untuk menyelamatklan diri.

Menurut PM Laksono, antropolog dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, peristiwa gempa Aceh Rabu lalu menunjukkan bahwa masyarakat harus terus mengembangkan wawasan tentang kegempaan. "Teknologinya lelet, masih belum bisa dipercaya. masyarakat harus belajar dan mengandalkan pada dirinya, nalurinya, bukan teknologi," ungkap Laksono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/4/2012) kemarin.

Ia mengatakan teknologi hanya menjadi salah satu bagian dari seluruh sistem. Mau teknologinya maju kalau masyarakatnya tidak bisa memanfaatkan dengan benar juga akan percuma saja.

Pengembangan wawasan dan upaya mengasah naluri pada masyarakat harus dilakukan sedini mungkin. Anak-anak harus dikenalkan pada cara evakuasi saat gempa dan tsunami terjadi. "Ini tugas masyarakat sekarang. Masyarakat di sini berarti pemerintah, pendidikan, semua pihak. Orang tua juga harus mengajarkan pada anak-anaknya," kata Laksono.

Masyarakat tidak bisa hanya bergantung pada program sosialisasi siaga bencana yang dirancang pemerintah
.

Pages

 
Free Web Hosting | Top Web Host