kepada kamu,
seseorang yang sedang kuharap.
ini tepat pukul 12 tengah malam.
aku belum tertidur, karena inginku untuk tidak hanya selalu memimpikanmu.
aku bosan pada sebuah lengkungan senyummu yang hampir melingkar untuk memeluk tiap malamku agar mimpiku selalu menjadi milikmu.
senyuman nyata itu mungkin sedang kau lakukan kali ini sambil bermimpi dan mungkin juga tanpa berpikir apa-apa tentang diriku.
haha…
kau tahu?
sengaja aku membuat surat ini.
rinduku sudah terlalu meninggalkan banyak jejak.
dengan langkah tanpa tujuan yang pasti, dan aku selalu mengikutinya.
dengan surat ini, mungkin bisa menemani rinduku berkelana.
hingga akhirnya senyummu dapat terlihat oleh rinduku.
ya semoga saja surat ini tepat pada tujuan.
yaitu kamu.
mungkin kau tidak percaya.
aku menulis surat ini dengan doa singkat yang meneteskan air mata.
setibanya surat ini di hadapan senyummu, tetesanku pada kertas ini sudah mengering.
kamu,
si pemilih dunia terindah untukku di waktu itu.
apa yang telah menjadi cerita kita, biarkanlah hanya menjadi kerinduan.
agar tidak salah tebak akan kisah yang tak pernah terulang kembali.
biar rindu-rindu ini yang menyusun rapih dan menjilid kisah kita agar mudah terkenang.
aku,
pengagum senyumanmu.
0 comments:
Post a Comment