Saturday, 1 May 2010

Asyiknya Liburan Bersama Keluarga




LIBURAN bersama keluarga merupakan saat-saat yang paling ditunggu, apalagi bagi anak-anak. Liburan terbukti dapat meningkatkan kebahagiaan dan merenggangkan otot-otot yang kaku akibat aktivitas rutin.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh Breda University of Applied Sciences, Belanda menunjukkan, liburan dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang, dibanding yang tidak merencanakan liburan. Namun, studi tersebut juga menunjukkan kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama hingga orang tersebut pulang ke rumah melihat tumpukan cucian kotor dan kembali berkutat dengan kerjaan kantor.

Para peneliti menyurvei 974 wisatawan tentang rasa bahagia mereka sebelum dan sesudah perjalanan liburan. Hasilnya dibandingkan dengan jawaban 556 orang yang tidak merencanakan untuk melakukan perjalanan liburan. Orang yang berlibur dilaporkan merasa lebih bahagia daripada orang-orang yang tidak berlibur. Namun, tidak lama setelah mereka kembali, tidak ada perbedaan dalam kebahagiaan mereka yang pernah berlibur dibandingkan dengan mereka yang tetap tinggal di rumah.

”Asumsi kita adalah bahwa orang-orang kembali bekerja, sekolah, dan sebagainya setelah liburan dan dengan cepat kembali ke rutinitas sehari-hari, mereka mungkin harus melakukan lebih banyak pekerjaan dari biasanya karena mengejar ketinggalan,” kata peneliti dari Breda University of Applied Sciences, Nawijn Jeroen, seperti dikutip Healthday News.

Hanya, lanjut dia, ada kelompok pelancong yang menggambarkan perjalanan mereka sebagai ”sangat santai” tampaknya dapat lebih lama mempertahankan kebahagiaan mereka.

Tingkat kebahagiaan mereka meningkat selama dua minggu setelah kembali, lalu secara bertahap menurun, hingga akhirnya kembali sama pada saat sebelum liburan pada delapan minggu sesudahnya. Penelitian ini telah dipublikasikan pada 10 Februari lalu dalam Jurnal Applied Research in Quality of Life.

Peneliti soal kebahagiaan ini cocok dengan gagasan tentang ”titik tengah” untuk kebahagiaan atau gagasan bahwa setiap orang memiliki dasar fakta bahwa kebahagiaan dapat kembali positif atau bahkan negatif setelah melakukan sebuah kegiatan.

Studi terbaru ini juga menguatkan fakta bahwa orang-orang mengalami peningkatan kebahagiaan saat mengalami kegiatan paling emosional dalam hidup mereka seperti menikah, memiliki anak, atau mendapatkan promosi kerja. “Tetapi, dampak pada suasana hati tidak berlangsung lama,” terang James Maddux, profesor psikologi di George Mason University di Fairfax, Va, Amerika Serikat.

”Biasanya, ketika benar-benar hal-hal positif yang terjadi pada diri orang-orang tersebut, mereka akan langsung merasakan lonjakan dalam kebahagiaan, tetapi dalam beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan, perasaan mereka kembali ke tahap semula,” lanjutnya. Penelitian ini juga menunjukkan hal yang sama untuk peristiwa-peristiwa buruk. Ketika hal-hal buruk terjadi pada seseorang, maka dia akan memiliki lonjakan dalam ketidakbahagiaan, namun perlahan-lahan akan segera kembali seperti semula.

“Berapa lama dibutuhkan untuk kembali ke titik tengah tergantung pada seberapa positif atau bagaimana kehidupan negatif peristiwa itu,” ujar Maddux.

Salah satu studi menunjukkan bahwa pengantin perempuan lebih bahagia setelah hari pernikahan mereka, tetapi kebanyakan mereka kembali ke tahap saat prapernikahan sesudah dua tahun setelahnya.

Hal itu diungkapkan Sonya Lyubomirsky, seorang profesor psikologi di University of California, Riverside, Amerika Serikat, dan penulis The How of Happiness.
”Orang-orang yang benar-benar baik membiasakan diri dengan hal-hal baik dalam hidup. Anda mendapatkan kenaikan gaji, membeli mobil baru, memulai hubungan yang baru,” kata Lyubomirksy. ”Awalnya itu memberikan dorongan dalam mencapai kebahagiaan, tapi itu tidak kuat atau tahan lama seperti yang Anda pikirkan. Ini salah satu alasan mengapa orang tidak terlalu keras mencari tahu apa yang membuat mereka bahagia,” lanjutnya.

Para peneliti juga menemukan fakta bahwa peningkatan kebahagiaan saat liburan datang dari perjalanan yang singkat kurang dari lima hari. Hal itu berbeda jauh ketika kita melakukan perjalanan panjang. Bahkan, peneliti merekomendasikan para wisatawan ini memaksimalkan kebahagiaan mereka dengan mengambil beberapa perjalanan sepanjang tahun dalam waktu yang pendek, bukannya satu kali tetapi waktunya panjang.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari liburan, Lyubomirsky mengatakan, Anda harus mencari hal baru dan mengejutkan, seperti bertemu dengan orang-orang baru, mencoba makanan baru, atau belajar menyelam. Penelitian telah menunjukkan bahwa mendapatkan hal baru dan mengejutkan dapat menumbuhkan kebahagiaan.

Meskipun waktunya singkat dan tidak banyak hal yang dapat Anda lakukan karena harus kembali bekerja dan melakukan rutinitas saat kembali. Salah satu cara untuk memperluas perasaan positif Anda tentang liburan adalah dengan kembali mengingat indahnya pemandangan di saat perjalanan, melihat foto-foto, dan berbagi pengalaman dengan orang lain. ”Itu hubungan manusia. Kita senang berbagi dengan orang yang peduli tentang hal-hal positif yang terjadi dalam hidup kita,” imbuh Maddux.

Meskipun diketahui fakta bahwa ”peningkatan kebahagiaan” adalah sementara dan tidak bertahanlama, liburan  tetap  harus dilakukan oleh kita. ”Karena hampir semua peristiwa kehidupan yang sifatnya positif, efeknya singkat.Tetapi bila terjadi secara kontinu sangat bermanfaat,” katanya.

”Katakanlah Anda mendapatkan makanan di restoran yang enak, setelah itu Anda merasa lebih baik. Hal itu tidak punya efek permanen pada kebahagiaan Anda.  Tetapi jika kita tidak memiliki peristiwa yang positif, hidup akan menjadi sangat ‘miskin’. Liburan hanya salah cara yang orang lakukan bagi diri mereka sendiri agar membuat hidup lebih berarti untuk dijalani,” tuturnya.
(Koran SI/Koran SI/tty)

0 comments:

Post a Comment

Pages

 
Free Web Hosting | Top Web Host