Saturday, 1 May 2010

Si Kuman Penyuka Tempat Bersih


text TEXT SIZE :  
Share
Kuman biasanya identik dengan sesuatu yang jorok atau kotor, namun tidak dengan pneumokokus. (Foto: gettyimages)
KUMAN biasanya identik dengan sesuatu yang jorok atau kotor, namun tidak dengan pneumokokus. Kuman yang menyebabkan meningitis pada bayi ini justru senang berada di tempat bersih.

Alisa, ibu muda berusia 30 tahun itu begitu terpukul saat anaknya yang baru berusia 23 bulan meninggal dunia. Bakteri pneumokokus lah yang menyebabkan si kecil pergi untuk selama-lamanya. Memang pada minggu-minggu terakhirnya, si buah hatinya, sebut saja Dhanis, menderita batuk. ”Saya kira hanya batuk biasa, tapi ternyata batuknya berbahaya, bahkan anak saya meninggal karenanya,” ucapannya sambil tersedu.

Dia tidak menyangka bahwa batuk yang diderita bayinya yang berumur 23 bulan itu bukanlah batuk biasa. Awalnya dia hanya memeriksakan bayinya ke bidan dekat rumahnya. Karena tak kunjung sembuh, dia membawa ke dokter, dokter berkata bahwa anaknya menderita batuk biasa. Padahal ternyata dalam tubuh anaknya terdapat bakteri pneumokokus. Bila tak cepat diobati, bakteri ini sangat berbahaya bagi bayinya.

Dikatakan oleh Staf Divisi Syaraf Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Dr Hardiono Pusponegoro SpA(K) bahwa meningitis adalah suatu peradangan dari selaput-selaput otak (yang disebut meningen), yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. ”Penyakit yang juga disebut sebagai penyakit radang selaput otak ini memiliki gejala yang sulit diketahui pada bayi,” ujar dokter yang juga pendiri Klinik Anakku ini.

Walaupun gejala dan tanda penyakit meningitis sulit diketahui, namun umumnya bayi akan mengalami demam dan kejang, tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui, hipotermia, diare, sesak napas, atau ubun-ubun besar menonjol.

”Jika ubun-ubun anak Anda tiba-tiba membesar dan anak alami demam yang tidak seperti biasanya, segara waspadai,” pesan Hardiono. Dia juga mengatakan, beberapa tipe dari meningitis dapat mematikan jika tidak segera dirawat.

Hardiono menjelaskan, meningitis dapat disebabkan oleh berbagai macam virus dan bakteri. Meningitis juga dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat memicu peradangan dari jaringan-jaringan tubuh tanpa infeksi. Meningitis yang disebabkan bakteri disebut sebagai meningitis bakterialis.

Bakteri penyebab meningitis ini umumnya disebabkan oleh bakteri pneumokokus yang juga merupakan penyebab infeksi pneumonia, telinga, dan rongga hidung. Balita dan orang dewasa merupakan pembawa (carrier) bakteri pneumokokus dalam saluran pernapasan mereka dan mendapatkannya di luar rumah dan tempat-tempat umum. Penyakit ini akan timbul apabila daya tahan rendah karena akan mudah masuk ke dalam tenggorokan.

Beberapa bentuk dari meningitis bakteri ini bisa dengan mudah menular pada bayi. Di mana bakteri ini disebarkan melalui pertukaran dari pernapasan dan sekresi-sekresi tenggorokan semisal didapatkan dari orang dewasa yang mencium bayi.

”Hingga saat ini hanya 0,6 persen dari 4,6 juta bayi yang lahir mendapat perlindungan terhadap bakteri pneumokokus yang mematikan ini. Dan 1 di antara 5 anak yang meninggal disebabkan bakteri pnemokokus,” jelasnya.

Untungnya, penularan bakteri ini tidak semudah bakteri penyebab influenza. Bakteri yang menyebabkan meningitis ini dapat menyebar kepada orang lain yang telah mempunyai kontak yang dekat atau berkepanjangan dengan seorang pasien dengan meningitis yang disebabkan oleh neisseria meningitidis (juga disebut meningococcal meningitis).

Semisal orang-orang yang berada dalam rumah yang sama, asrama- asrama, atau pusat perawatan harian, atau siapa saja dengan kontak langsung dengan sekresi oral seorang pasien akan dipertimbangkan berada pada risiko yang meningkat memperoleh infeksi. Oleh sebab itu, untuk mencegahnya, orang yang memenuhi syarat sebagai kontak-kontak yang dekat dari seorang dengan meningitis tersebut harus menerima antibiotik- antibiotik untuk mencegah mereka terkena penyakit.

”Bakteri yang menyebabkan terjadinya meningitis ini bukanlah bakteri biasa. Bakteri ini justru sering hinggap di tempat bersih,” jelas Hardiono saat menghadiri acara Peringatan Hari Meningitis Dunia yang diadakan oleh Pfizer, minggu lalu.

Penyakit meningitis merupakan penyakit yang menyerang selaput otak dengan angka kematian mencapai 50 persen. Penyakit ini bisa disembuhkan, namun sering terjadi gejala sisa seperti lumpuh, tuli, epilepsi, dan retardasi mental. Oleh sebab itu, melakukan pencegahan adalah hal terpenting yang harus dilakukan.
(Koran SI/Koran SI/ftr)

0 comments:

Post a Comment

Pages

 
Free Web Hosting | Top Web Host